Tablet




1. Pengertian tablet
a. Menurut Ansel (2008) tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai
b. Menurut Dom Martin (1971) tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi yang sesuai
c. Menurut Parrots (1971) tablet kempa adalah suatu unit bentuk sediaan yang disiapkan dengan mengempa granul bahan obat dibawah ratusan kg/cm2 menjadi bentuk lainnya dengan punch dan die.
d. Menurut R. Voight (1995) tablet adalah suatu obat dengan takaran tunggal.
e. Menurut Dirjen POM (1979) tablet adalah sediaan padat kempa dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaanya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
f. Menurut Dirjen POM (1995) tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
g. Menurut Lachman (1994) tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak tantangannya di dalam mendesain dan membuatnya
h. Menurut Scoville’s (1975) tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa bahan-bahan pengecer
i. Menurut RPS (1990) tablet adalah bentuk sediaan farmasi padat yang mengandung zat obat dengan atau tanpa bahan-bahan pengecer yang cocok yang dibuat dengan cara dikempa atau dengan cara lain.
2. Jenis-jenis tablet
• Menurut Ansel (2008)
a.Tablet kompresi yaitu tablet kompresi dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya, diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain : pengisi, pengikat atau perekat, penghancur, antirekat, pelincir, atau zat pelincir dan bahan tambahan lain.
b.Tablet kompresi ganda yaitu tablet kompresi berlapis dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu tekanan.
c.Tablet salut gula
Tablet kompresi ini mungkin diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan.
d.Tablet diwarnai coklat yaitu lapisan coklat merupakan hal yang penting dalam sejarah karena diwaktu itu hanya coklat yang di pakai untuk menyalut untuk dan mewarnai tablet
e.Tablet salut selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis dari polimer yag larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.
f.Tablet salut enteric adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi di usus.
g.Tablet sublingual atau bukal yaitu tablet yang disisipkan dipipih dan dibawah lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipih atau dibawah lidah untuk diabsorbsi melalui mukosa oral.
h.Tablet kunyah
Lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melarut dalam mulut, menghasilkan dasar seperti krim dari mannitol yang berasa dan berwarna khusus.
i.Tablet effervescent yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
j.Tablet triturat
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder dibuat dengan cetakan (MTT) atau dibuat dengan kompresi (CTT), dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras.
k.Tablet hipodermik yaitu tablet untuk membuat dimasukkan dibawah kulit, merupakan tablet triturate, asalnya dimasukkan untuk digunakan oleh dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak.
l.Tablet pembagi yaitu tablet untuk membuat resep lebih tepat disebut tablet campuran, karena para ahli farmasi memakai tablet ini untuk pencampuran dan tidak pernah diberikan kepada pasien sebagai tablet itu sendiri.
m.Tablet dengan penglepasan terkendali yaitu tablet dan kapsul yang penglepasan obatnya secara terkendali.
3. Keuntungan dan kerugian tablet
• Menurut Lachman (1994) yaitu :
- Keuntungan tablet
a.Tablet merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan (tamperproop).
b.Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
c.Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
d.Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.
e.Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan mudah untuk dikemas serta dikirim.
f.Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan yang bermonogram atau berhiasan timbul.
g.Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah / hancurnya tablet tidak  segera terjadi.
h.Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
i.Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran
j.Tablet merupakann bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi.
- Kerugian tablet
a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak pada keadaan amorfnya, flakulasi, atau rendahnya berat jenis.
b. Obat yang sukar dipisahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan biovailabilitas obat cukup.
c. Obat yang rasanya pahit, oabt dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang beku terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pegapsulan atau penyelubungan atau sebelum dikempa bila mungkin atau memerlukan penyalutan dulu.
• Menurut parrot (1971) yaitu :
- Keuntungan tablet
a.Tablet oral merupakan bentuk sediaan termudah yang dapat digunakan untuk pengobatan sendiri dengan cara ditelan utuh dengan bantuan meminum segelas air.
b. Ukuran tablet sebagian besar ditentukan oleh dosis, dimana seharusnya diameter tablet tidak boleh melebihi 7/16 dan di saat dosis melebihi 500mg, dosis terapeutik dan kedua tablet dan itu sudah mengandung dosis terapeutik yang sesuai dengan yang diresepkan.
c. Untuk anak-anak dan bagi orang-orang yang merasa secara kejiwaan tidak mungkin menelan tablet, tablet dapat dihancurkan dan dibasahi dengan air terlebih dahulu sebelum pemberian.
d. Dapat dibuat tablet kunyah yang berasal dari bahan, dasar manihot atau guisin yang dapat larut dan memiliki rasa manis dimana  tablet dapat diminum, dikunyah, atau dihancurkan didalam mulut.
e.Tablet dapat dilapisi atau disalut untuk menutupi rasa yang kurang menyenangkan atau rasa pahit dengan cara diberi pelapis, pewarna, pembuat tablet menarik perhatian anak-anak
f.Tablet memiliki bentuk yang kompak dan mudah untuk dikemas serta di transfer atau disalurkan pada apotik.
g. Pasien dengan mudah dapat memecahkan tablet yang memiliki dosis tinggi menjadi dosis yang lebih kecil dengan tablet dibagi dua.
h.Tablet sering dipasarkan dengan harga yang terjangkau karena metode produksinya secara missal dan digunakan untuk meningkatan produksi dan mengurangi biaya tenaga kerja.
- Kerugian tablet
a.Tablet semua dan obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga terjadinya suatu kecelakaan karena menurut meraka tablet tersebut adalah permen
b. Banyak orang yang sukar menelan obat dalam bentuk tablet karena rasanya atau baunya
c. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak
4. Sifat-sifat tablet
• Menurut Dirjen POM (1979) yaitu :
a. Keseragaman ukuran, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/2 tebal tablet.
b. Keseragaman bobot.
c. Waktu hancur tablet tidak bersalut enteric.
•Menurut Scoville’s (1975) yaitu:
a. Memiliki kekerasan tablet
Kekerasan tablet yang baik menahan bersama sampai digunakanpada sisi lain, dan tidak terlalu keras untuk dikempa
b. Keseragaman bahan aktif
Farmakope Indonesia dan formularium nasional menetapkan batasan pengaruh untuk kombinasi tablet, biasanya pengujian dasar pada rata-rata tidak kurang dari 20 kombinasi tablet untuk pengujian tablet. Beberapa metode ini kurang sempurna dibandingkan pengujian tablet individu itu harus diterima dengan alas an yang praktis. Ketidaksamaan campuran beberapatablet menjadi tampak jelas ketika pengujian beberapa sampel yang berbeda.
c. Keseragaman bobot tablet
Meskipun telah diketahui sejak lama bahwa pariasi tablet kadang-kadang sama pada setiap keperluan khusus untuk tipe ini meliputi farmakope inggris tahun 1948 dan setelah penelitian dengan cermat mengarah ke sedikit modifikasi untuk meningkatkan kualitas tablet terkecil dengan persyaratan yang sama diabsorbsi dengan U.S.P dan N.F
d. Desintegrasi
Tablet diharapkan dapat memberikan pengobatan yang efektif jelas bahwa harus larut/hancur dengan cepat.
5. Komposisi tablet 
• Menurut Lachman (1994) yaitu :
a. Pengisi
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misalnya aspirin, antibiotik tertentu) bahan pengisi haus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
- Harus non toksisk dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari Negara dimana produk dipasarkan.
- Harus bersedia dalam jumlah yang cukup disemua Negara tempat produk itu dibuat.
- Harganya cukup murah.
- Tidak boleh saling berkontra indikasi (misalnya sukrosa) atau karena komponen (isalnya natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
- Secara fisiologis harus inert/netral.
- Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau tablet lain
- Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna)
- Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan
- Tidak boleh mengganggu biovailabilitas obat
b. Pengikat atau perekat
Kedua zat ini ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan ke kompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung.
b. Bahan penghancur
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagiannya.
c. Pelincir, anti lekat dan pelicin
Suatu bahan obat lekat juga memiliki sifat-sifat pelincir dan pelicin. Perbedaan ketiganya sebagai berikut : suatu polimer dapat diharapkan mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die pada saat tablet di tekan keluar. Anti lekat bertujuan untuk mengurangi melekat atau adhesi ubuk atau garnul pada permukaan punch atau dinding die. Pelican ditujukan untuk memacu gesekan diantara partikel-partikel.
d. Zat warna, pemberi rasa dan pemanis
Hingga saat ini penggunaan zat warna dalam tablet telah memberikan tiga keuntungan yaitu menutupi warna obat yang kurang baik identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik.
• Menurut RPS (1990) yaitu :
a. Pengisi
Jika jumlah dosis tunggal dari zat aktif kecil, bahan ini ditambahkan agar massa sesuai untuk dikempa.
b.Pengikat (binders)
Untuk memberikan daya kohesif paad granulat, mebran kekompakan, agar tetap utuh setelah pengempaan, serta kekompakan kualitas untuk aliran bebas dengan kekerasan dan ukuran yang di inginkan.
c. Pelincir (lubricants)
Mencegah adhesi dari bahan tablet pada permukaan punch and die.
d. Pelican (glidants)
Bahan yang pada aliran campuran serbuk ditambahkan dalam keadaan kering sesaat sebelum kompresi.
e. Penghancur (desintegrant)
Ditambahkan untuk mempermudah setelah pemberian.
f. Pewarna (coloring agents)
Lebih menarik dan juga membantu kontrol produk.
g. Perasa (flavoring agents)
Untuk menutupi rasa pada tablet.
6. Metode pembuatan tablet
• Menurut Ansel (2008) yaitu:
a. Granulasi basah
Langkah-langkah dalam pamebuatan tablet dengan metode ini yaitu :
- Menimbang dan mencampur bahan-bahan
- Pembuatan granulasi basah
- Menggunakan adonan lembab menjadi pellet atau granul
- Pengeringan
- Pengayakan kering
- Pencampuran bahan pelincir
-  Pembuatan tablet dengan kompresi
b. Granulasi kering
Pada metode ganulasi kering granul dibentuk oleh pelembapan atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil.
c. Kompresi langsung
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodid, ammonium klorida, dan metanamin, memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifta-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi, dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
7. Kerusakan-kerusakan tablet
• Menurut lachman (1994) yaitu :
1.Capping dan laminating
Capping adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan sebagai atau secara lengkap pemisahan bagian  atau bawah dari mahkota tablet (crown) dari lapisan utamanya. Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua atau lebih lapisan yang berbeda.
2. Pengelupasan dan penempelan
Pengelupasan adalah istilah untuk menerangkan permukaan bahan dari suatu tablet yang menempel pada die dan dipisahkan dari permukaan tablet oleh punch.
3. Mottling
Adalah keadaan dimana distribusi warna tablet tidak merata, dengan terdapatnya bagian terang dan gelap pada permukaan yang seragam.
4.Variasi berat
Pada bagian yang lalu variasi berat telah disebutkan sebagai pengukur yang penting pada pengawasan selama proses dan spesifikasi dari variasi berat telah diberikan.
11.Evaluasi tablet
• Menurut Lachman (1994 yaitu :
1. Penampilan umum
Penampilan umum suatu tablet, identitasnya visualnya serta seluruh keelokannya sangat penting bagi penerimaan konsumen, bagi pengontrolan keseragaman dalam bahan serta antara tablet yang satu dengan yang lainnya.
2. Ukuran dan bentuk
Ukuran bentuk tablet dapat dituliskan dipantau dan dikontrol. Dimensi serta bentuk tablet kempa ditentukan untuk peralatan selama proses pengempaan kekebalan tablet adalah satu kesatuan variable dimensi yang berhubungan proses.
3. Sifat organoleptik
Banyak tablet memakai warna sebagai alat vital untuk cepat dikenal serta diterima konsumen. Warna dari suatu produk harus seragam dan merata dalam satu tablet.
4. Kekerasan dan kerenyahan
Tablet harus mempunyai kekuatan/kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat tertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan pengempakan, dan pengepalan.
5. Kandungan alat dan pelepasan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sebuah tablet yang kuat secara fisik dapat saj tidak memberikan efek yang diharapkan untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet 1 ml obat dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet, begitu juga kemampuan tablet untuk melepaskan zat atau obat yang tepat.
6. Variasi berat
Pada tablet yang didesain mengandung sejumlah obat di dalam sejumlah formula, berat tablet yang dibuat harus secara rata diukur untuk memastikan bahwa setiap tablet mengandung sejumlah obat yang tepat.
7.Desintegrasi
Pendapat yang secara umum diterima mengatakan bahwa obat harus berada dalam bentuk larutan agar segera siap di absorbsi.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM (1979) “Farmakope Indonesia Edisi III” Depkes RI ; Jakarta
Dirjen POM (1995) “Farmakope Indonesia Edisi IV” Depkes RI ; Jakarta
Ansel, Howard, C (2008) “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi” UI-Pres ; Jakarta
Parrot, Augenel (1971) “Pharmaceutical Technologi” Durgers Publishing Company ; Minnespolis
R. Voight (1994) “Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi IV” Gadjahmada UI-Pres ; Yogyakarta
Lachman, Leon, dkk (1994) “Teori dan Praktek Farmasi Industri” Penerbit UI-Press ; Jakarta
Gennaro,  Alfonso R (1990) “Renungton’s Pharmaceutical Sciens     18th edition IFRMA ; Soltzerland
Scoville;s (1975) “The Art of Coumpounding ninth edition” Megraw, Hill Book Company, New York

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suppositoria

Ampul dan Vial

Tetes Mata