Tetes Mata
A. Pengertian
a. Tetes
mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan
dengan cara meneteskan obat obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak
mata
b. Larutan
mata merupakan obat yang dimasukkan ke
dalam mata harus diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan yang diberikan
untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi (Parrot; 1971)
c. Larutan
untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk dimasukkan
kedalam mata. Selain steril preparat tersebut memerlukan pertimbangan yang
cermat terhadap faktor-faktor farmasi seperti kebutuhan bahan antimikroba,
isotonisitas, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok (Ansel; 1989)
B. Syarat-syarat-syarat
tetes mata
1. Syarat-syarat
tetes mata menurut scovile’s (1969) yaitu :
a. Ketelitian
dan kebersihan dalam penyiapan larutan
b. Sterilitas
akhir dari colyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorgaisme selama penggunaan dari sediaan
c. Isotonisitas
dari larutan
d. pH
yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum
2. Syarat-syarat
tetes mata menurut parrot (1971) yaitu :
obat dimasukan ke dalam mata harus
diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan yang diberikan terhadap
tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi. Sterilisasi diinginkan
karena kornea dan jaringan bening ruang anterior adalah media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan masuknya cairan mata yang terkontaminasi dalam
mata yang trauma oleh kecelakaan atau pembedahan dapat menyebaban kehilangan
penglihatan.
C. Keuntungan
dan kerugian tetes mata
1. Menurut
RPS (1998) keuntungan tetes mata yaitu
tidak menggangu penglihatan ketika digunakan
2. Kerugian
tetes mata menurut RPS (1998) yaitu bioavaibilitas obat mata diyakini buruk
jika larutannya digunakan secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3%
dari dosis yang dimasukkan melalui kornea sampai ke ruang anterior.
D. Pengunaan
tetes mata menurut RPS (1998) yaitu :
a. Cuci
tangan
b. Dengan
satu tangan tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah
c. Jika
penetesnya terpisah , tekan bola mata karetnya sekali ketika penetes dimasukkan
ke dalam botol untuk membawa larutan ke dalam penetes
d. Tempatkan
penetes diatas mata, teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian bawah ambil
melihat ke mata jangan menyentuhkan penetes pada mata atau jari
e. Lepaskan
kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan jangan berkedip paling
kurang 30 detik
f. Jika
penetsna tepiah tempatkan kembali pada botol dan tuup rapat
E. Karakteristik
sediaan mata menurut RPS( 1998) yaitu :
a. kejernihan
bebas dari partikel asing dan jernih secara normal diperoleh dengan filtrasi,
pentingnya peralatan filtrasi dan tercuci baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak
dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya.
b. Stabilitas
Stabilitas
obat dalam larutan seperti produk tergantung pada sifat bahan kimia obat, pH
produk, metode penyimpanan (Khususnya penggunaan suhu), zat tambahan larutan
dan tipe pengemasan.
c. Buffer
dan pH.
idealnya
sediaan mata sebaiknya pada pH yan ekivalen dengan cairan mata yaitu 7,4. pH
optimum umumnya menginginkan kompromi pada formulator. pH diseleks jadi optimum
untuk kestabilan.
d. tonisitas
tonisitas
berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garam-garam dalam larutan berair,
larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketika magnefusidosifat
koligatif larutan adalah sama. Larutan mata dipertimbangkan isotonic ketika
tonisistasnya sama dengan 0,9% larutan NaCl.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen
POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI; Jakarta.
Jenkins,
G.L. 1969. Scoville’s:The Art of Compounding. Burgess Publishing Co; USA.
Ansel, H, C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV,
UI Press; Jakarta
Parrot, L, E. 1971. Pharmaceutical Technology. Burgess
Publishing Co; USA
Gennaro, A, R. 1998. Remington’s Pharmaceutical Science 18th
Edition. Mark Publishing Co; Easton
Komentar
Posting Komentar